goto
1. Pendahuluan: Dinamika Merger Grab dan GOTO
Industri teknologi Asia Tenggara tengah diwarnai oleh kabar merger antara dua raksasa digital: Grab dan GOTO. Grab, perusahaan ride-hailing dan layanan digital asal Singapura, dikabarkan tengah dalam pembicaraan untuk mengakuisisi GOTO, perusahaan teknologi Indonesia yang menaungi Gojek dan Tokopedia. Kesepakatan ini diperkirakan bernilai sekitar US$ 7 miliar dan ditargetkan rampung pada kuartal II 2025 .
Namun, potensi akuisisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintah Indonesia terkait dominasi asing di sektor teknologi domestik. Untuk meredam kekhawatiran tersebut, Danantara, dana kekayaan negara Indonesia yang baru dibentuk pada Februari 2025, dikabarkan tengah menjajaki investasi di saham GOTO sebagai langkah strategis .
2. Danantara: Menjaga Kedaulatan Digital Indonesia
Danantara didirikan dengan tujuan mengelola investasi strategis pemerintah Indonesia di berbagai sektor, termasuk teknologi, pengolahan logam, dan kecerdasan buatan. Dengan model yang mirip dengan Temasek milik Singapura, Danantara bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia di sektor-sektor strategis dan menjaga kedaulatan ekonomi nasional.
Dalam konteks potensi merger Grab dan GOTO, Danantara dikabarkan tengah dalam tahap awal pembicaraan untuk memperoleh saham minoritas di entitas gabungan tersebut. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa Indonesia tetap memiliki kendali dan pengaruh di sektor teknologi domestik, serta meredam kekhawatiran atas dominasi asing .
3. Kekhawatiran atas Dominasi Asing dan Monopoli
Potensi akuisisi GOTO oleh Grab menimbulkan kekhawatiran akan dominasi asing di sektor teknologi Indonesia. Grab, yang berbasis di Singapura, jika berhasil mengakuisisi GOTO, akan menguasai sebagian besar pasar ride-hailing dan layanan digital di Indonesia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya monopoli dan berkurangnya persaingan sehat di pasar.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Indonesia telah memulai kajian untuk menilai potensi risiko dari kemungkinan merger antara Grab dan GOTO. Meskipun belum ada konfirmasi resmi terkait rencana penggabungan, KPPU menyatakan akan mengawasi dan mengevaluasi dampak dari kesepakatan tersebut terhadap persaingan usaha di Indonesia .
4. Strategi Danantara dalam Menjaga Kepentingan Nasional
Dengan menjajaki investasi di saham GOTO, Danantara bertujuan untuk:
- Menjaga Kedaulatan Digital: Dengan memiliki saham di entitas gabungan Grab-GOTO, Indonesia tetap memiliki kendali dan pengaruh di sektor teknologi domestik.katadata.co.id
- Meredam Kekhawatiran Monopoli: Keterlibatan Danantara diharapkan dapat meredam kekhawatiran akan terjadinya monopoli dan dominasi asing di pasar.
- Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital: Dengan investasi strategis, Danantara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan memastikan bahwa manfaat dari pertumbuhan tersebut dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
5. Tantangan dan Prospek ke Depan
Meskipun langkah Danantara mendapat dukungan, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi:
- Regulasi dan Persetujuan: Proses akuisisi dan investasi harus mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak, termasuk regulator dan pemegang saham.
- Integrasi Operasional: Menggabungkan dua perusahaan besar dengan budaya dan sistem yang berbeda memerlukan strategi integrasi yang matang.
- Persaingan Pasar: Meskipun merger dapat memperkuat posisi di pasar, perusahaan juga harus siap menghadapi persaingan dari pemain lain di industri.
Namun, dengan strategi yang tepat dan dukungan dari pemerintah, langkah Danantara dapat menjadi contoh bagaimana negara dapat menjaga kedaulatan digitalnya di tengah dinamika global.
6. Kesimpulan: Menjaga Kedaulatan Digital di Era Globalisasi
Langkah Danantara untuk menjajaki investasi di saham GOTO menjelang potensi akuisisi oleh Grab merupakan strategi proaktif pemerintah Indonesia dalam menjaga kedaulatan digital nasional. Dengan memastikan keterlibatan dalam entitas gabungan, Indonesia dapat menjaga pengaruhnya di sektor teknologi domestik dan meredam kekhawatiran atas dominasi asing. Meskipun terdapat tantangan, dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, langkah ini dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam menjaga kedaulatan digital di era globalisasi.katadata.co.id
Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan informasi dan bukan merupakan rekomendasi investasi. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.
About the Author
