
IHSG Hari Ini
Ringkasan Pergerakan IHSG Hari Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis di level 7.050 pada perdagangan hari ini, Jumat (30 Mei 2025), namun sepanjang sesi pertama cenderung mengalami tekanan jual sehingga IHSG sempat terkoreksi ke level 7.030 sebelum ditutup melemah 0,15% di level 7.025. Pelemahan ini dipicu oleh aksi ambil untung investor setelah reli signifikan pada perdagangan sebelumnya.
Analisa Teknis IHSG
Secara teknikal, IHSG hari ini membentuk pola doji candle pada timeframe harian, yang mengindikasikan adanya keraguan pasar terhadap arah tren selanjutnya. Volume perdagangan juga tercatat mengalami penurunan dibandingkan rata-rata 5 hari terakhir, menunjukkan sinyal wait and see yang kuat di kalangan investor.
- Support kunci: 7.000 – 6.980
- Resistance terdekat: 7.080 – 7.100
- Indikator RSI (Relative Strength Index): Saat ini berada di level 54, yang mengindikasikan pasar masih berada dalam area netral, dengan peluang koreksi wajar.
- Moving Average: IHSG masih bertahan di atas MA20 (6.950) yang menjadi support dinamis bagi pergerakan jangka pendek.
Sektor yang Mendominasi Pergerakan
- Sektor Energi: Saham-saham di sektor energi, seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN), menguat seiring kenaikan harga minyak global yang menembus USD 85 per barel. Sektor ini menjadi penopang IHSG di tengah pelemahan sektor lainnya.
- Sektor Perbankan: Saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA) sempat melemah tipis karena aksi profit taking investor. Namun, outlook jangka panjang untuk sektor ini tetap positif, terutama dengan ekspektasi penurunan suku bunga global yang bisa mendukung ekspansi kredit.
- Sektor Properti dan Konstruksi: Sektor ini masih mengalami tekanan seiring belum adanya kepastian stimulus dari pemerintah untuk proyek infrastruktur besar. Saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT PP Tbk (PTPP) tertekan oleh volume jual yang lebih tinggi.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pasar
- Data Inflasi AS: Pasar saham global, termasuk Indonesia, masih mencermati data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis pekan ini. Inflasi tinggi dapat memicu spekulasi kenaikan suku bunga The Fed yang berdampak pada aliran dana asing di pasar saham domestik.
- Ketegangan Geopolitik: Isu ketegangan geopolitik di Laut China Selatan dan Timur Tengah turut memicu kehati-hatian investor global, mempengaruhi sentimen risk-on/risk-off yang berdampak pada IHSG.
Outlook Pasar Saham Indonesia
Dengan volatilitas yang relatif tinggi saat ini, para analis teknikal merekomendasikan investor untuk:
✅ Wait and See di area support 7.000 – 7.020 untuk potensi technical rebound.
✅ Hati-hati dengan potensi koreksi jika IHSG menembus level 7.000 secara signifikan, karena bisa memicu aksi jual lanjutan ke area 6.950 – 6.920.
✅ Pantau pergerakan sektor energi yang berpotensi menjadi penopang pasar jangka pendek di tengah ketidakpastian global.
Kesimpulan
IHSG hari ini mengalami koreksi wajar setelah reli signifikan pada sesi sebelumnya. Secara teknikal, pasar berada pada fase konsolidasi dengan potensi rebound jika support 7.000 berhasil dipertahankan. Sentimen global, termasuk data inflasi AS dan ketegangan geopolitik, masih menjadi faktor eksternal yang perlu diantisipasi oleh investor.